Total Tayangan Halaman

Selasa, 17 April 2012

Makalah Analisis & perbandingan Ekuitas (ALK)

BAB I

PENDAHULUAN
Istilah modal sering digunakan pula sebagai padan kata equity walaupun modal lebih dekat maknanya dengan istilah capital. Karena ekuitas mengandung unsur pemilikan (ownership), untuk organisasi nonprofit ekuitas disebut sebagai aset bersih (net assets) untuk menghindari kesan adanya pemilikan.
            Karena konsep kesatuan usaha yang memisahkan antara manajemen dan pemilikan, informasi tentang ekuitas pemegang saham menjadi sangat penting karena hal tersebut menunjukan hubungan antara perusahaan (perseroan) dengan pemegang saham. Dari sudut pemegang saham, ekuitas pemegang saham merupakan hak atas kekayaan atau nilai yang tertanam dalam perseroan. Kalau dipandang dari sudut kesatuan usaha, ekuitas pemegang saham merupakan “utang” perseroan kepada para pemegang saham. Oleh karna itu, ekuitas pemegang saham dapat juga dipandang sebagai gambaran hubungan yuridis antar perseroan dan pemegang saham. Dengan kedudukannya yang demikian persoalannya adalah bagaimana melaporkan atau menyajikan informasi elemen ini agar hubungan tanggung jawab yuridis dapat dipertahankan.
Ekuitas pemegang saham itu sendiri terdiri atas dua komponen penting yaitu modal setoran (paid-in atau contributed capital) dan laba ditahan (retained earnings). Sebagai pasangan modal setoran, laba ditahan dapat disebut sebagai modal bentukan atau ciptaan (earned capital).







BAB II

PEMBAHASAN

1        PENGERTIAN EKUITAS
Menurut PSAK (2002) pasal 49, ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas didefinisi sebagai hak residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban. Ini berarti ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomik masa datang. Karena didefinisi atas dasar aset dan kewajiban, nilai ekuitas juga bergantung pada bagaimana aset dan kewajiban diukur.
Atas dasar konsep kesatuan usaha, kreditor dan pemegang saham sama-sama mempunyai klaim atau hak untuk dilunasi atas dana yang ditanamkan dalam perusahaan. Namun kreditor dan pemegang saham memiliki perbedaan sbb:
  1. Hak-hak masing-masing pihak atas penyelesaian klaim
Klaim kreditor terbatas jumlahnya dan harus diselesaikan pada tanggal tertentu sementara klaim pemegang saham merupakan jumlah residual dan tidak harus diselesaikan atau dilunasi pada tanggal tertentu.
  1. Hak penggunaan aset dalam operasi
Kreditor pada umumnya tidak mempunyai akses dan kendali dalam penggunaan aset perusahaan. Mereka juga tidak mempunyai hak dalam pengambilan keputusan operasi perusahaan secara langsung. Di lain pihak, pemilik (khusunya dalam perusahaan perseorangan) mempunyai akses, hak, dan autoritas untuk menjalankan perusahaan dan menggunakan atau mengendalikan aset.
  1. Substansi ekonomik perjanjian
Kreditor berhak atas pelunasan sedangkan pemegang saham berhak atas pembagian laba (residual). Jadi, secara substansi ekonomik, kreditor menanggung risiko lebih besar sehingga berhak atas kembalian (rate of return) yang bervariasi melalui pembagian laba (participation in profits).

2       KOMPONEN EKUITAS PEMEGANG SAHAM
            Dari segi riwayat terjadinya dan sumbernya, ekuitas pemegang saham diklasifikasi atas dasar dua komponen penting yaitu modal setoran dan laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal saham (capital stock) sebagai modal yuridis (legal capital) dan modal setoran tambahan (additional paid-in capital), dan komponen lain yang merefleksi transaksi pemilik (misalnya saham treasuri atau modal sumbangan).

3       TUJUAN PENYAJIAN EKUITAS
            Pengungkapan informasi ekuitas pemegang saham akan sangat dipengaruhi oleh tujuan penyajian informasi tersebut kepada pemakai statemen keuangan. Pada umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyelidiki akan informasi kepada yang berkepentingan tentang efisiensi dan kepengurusan (stewardship) manajemen serta menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya. Informasi tentang kewajiban yuridis perseroan terhadap para pemegang saham dan pihak lainnya juga merupakan tujuan penyajian ekuitas pemegang saham ini.

4       PERBEDAAN MODAL SETORAN DAN LABA DITAHAN
            Ditinjau dari sumbernya, ada beberapa komponen yang membentuk ekuitas pemegang saham yaitu:
(1)   jumlah rupiah yang disetorkan oleh pemegang saham
(2)  laba ditahan yang merupakan sisa laba setelah pembagian dividen
(3)  jumlah rupiah yang timbul akibat apresiasi/revaluasi aset visis tertentu
(4)  jumlah rupiah donasi dari pihak nonpemegang saham
(5)  sumber lainnya
            Laba ditahan pada dasarnya adalah terbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan dari akun ikhtisar Laba-Rugi (income summary). Begitu saldo laba ditutup ke laba ditahan, sebenarnya saldo laba tersebut telah lebur menjadi elemen modal modal pemegang saham yang sah. Seperti juga modal setoran, laba ditahan menunjukkan sejumlah hak atas seluruh jumlah rupiah aset bukan hak atas jenis aset tertentu. Dengan demikian untuk mengukur seluruh hak pemegang saham atas aset, laba ditahan harus digabungkan (ditambahkan) dengan modal setoran.
            Pembedaan antara dua bagian elemen ekuitas pemegang sangat penting. Dari segi administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba (earning power) sehingga laba ditahan harus selalu dipisahkan dengan modal setoran meskipun jumlahnya akhirnya ditotal untuk membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan ini juga penting secara yuridis karena modal setoran merupakan dana dasar (basic fund) yang harus tetap dipertahankan untuk menunjukkan perlindungan bagi pihak lain. Dana ini hanya dapat ditarik kembali dalam likuidasi atau dalam keadaan luar biasa lainnya. Sementara itu, laba ditahan adalah jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk pembagian dividen.
            Segala perubahan aset akibat penggunaan aset untuk tujuan produktif (for productive effect) harus dibedakan dengan perubahan aset dalam rangka pemerolehan dana (for financial effect.). Untuk selanjutnnya, perubahan yang pertama disebut perubahan karena transaksi operasi sedangkan yang kedua transaksi modal. Pembedaan ini menjadi landasan utama penyajian statemen laba-rugi komprehensif.

1. Saham
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang sahamnya, termasuk hak klaim atas aset perusahaan, dengan prioritas setelah hak klaim pemegang surat berharga lain dipenuhi jika terjadi likuiditas. Menurut Husnan (2002:303), menyebutkan bahwa sekuritas (saham) merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.
Sedangkan, menurut Tandelilin (2001:18) “saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham.”





 Jenis-jenis Saham
Berdasarkan cara pengalihannya, saham pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Saham atas unjuk (bearer stock)

Di atas sertifikat saham ini tidak dituliskan nama pemiliknya. Dengan pemilikan atas saham atas unjuk, seorang pemilik sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain karena sifatnya mirip dengan uang. Pemilik saham atas unjuk ini harus berhati-hati membawa dan menyimpannya, karena jika saham tersebut hilang, maka pemilik tidak dapat meminta gantinya.
2) Saham atas nama (registered stock)
Di atas sertifikat saham dituliskan nama pemiliknya. Cara peralihan dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dengan buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Jika saham tersebut hilang, pemilik dapat meminta gantinya.
Sedangkan berdasarkan manfaat yang diperoleh oleh pemilik, saham juga dibedakan menjadi dua jenis yaitu
1.       Saham biasa
Saham biasa merupakan sumber keuangan utama yang harus ada pada suatu perusahaan publik dan merupakan surat berharga yang paling umum dan dominan diperdagangkan di Bursa efek. Bodie et al. (2002:97), menjelaskan pengertian saham biasa adalah “kepemilikan atas hak sekuritas oleh pemilik modal perusahaan akn diumumkan kepada masyarakat”.
Pemilik berhak menentukan apakah akan menerima dividen  atau menduduki posisi di dalam perusahaan.
2.      Saham Preferen
Saham Preferen memiliki hak untuk didahulukan dalam pebagian laba dan sisa aset dalam likuidasi dibandingkan dengan saham biasa. Perbedaannya dengan saham biasa adalah saham preferen yang memiliki dividen, namun seperti halnya saham, saham preferen tidak memiliki tanggal jatuh tempo. Menurut Fakhrudin (2001:12) “saham Preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bungan dan Obligasi), tetapi juga bisa menghasilkan hasil yang dikehendaki investor”.
 Resiko kepemilikan Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:13), ada  beberapa resiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya, yaitu tidak mendapat dividen dan mengalami Capital loss.
1.       Tidak mendapat dividen
Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian. Dengan demikian, potensi ditentukan oleh kinerja perusahaantersebut.
2.      Capital loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapat capital gain atau keuntungan atas saham yang dijual. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli saham, terkadang untuk menghindari potensi kerugian yang semakin besar seiring terus menurunnya harga saha, maka seorang investor rela menjual sahamnya dengan harga rendah. Istilah ini dikenal dengan istilah penghentian kerugian.
Di samping risiko di atas, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan dengan potensi risiko lainnya, yaitu:
a.      Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
b.      Saham di-delist dari bursa
c.       Saham dihentikan sementara

Faktor-faktor yang Mempengaruhi harga saham
Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya. Bahkan setiap detik pun harga saham dapat berubah. Oleh karena itu, investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal maupun eksternal. Adapun faktor internal antara lain:
·         Laba perusahaan
·         Pertumbuhan aktiva tahunan
·         Likuiditas
·         Nilai kekayaan total
·         Penjualan
Sementara faktor eksternalnya adalah:
·       Kebijakan pemerintah dan dampaknya
·       Pergerakan suku bunga
·       Fluktuasi nilai tukar mata uang
·       Rumor dan sentimen pasar
·       Penggabungan usaha
 Harga Saham 
Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi investor rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa Capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan. Harga Saham menurut Susanto (2002:12), yaitu “harga yang ditentukan secara lelang kontinu.”  Sedangkan, menurut Sartono (2001:70) “harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal.”
Harga Saham mengalami perubahan naik turun dari satu waktu ke waktu lain. Perubahan tersebut tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga saham akan cenderung naik. Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran, maka harga saham cenderung turun.
Analisis Harga saham
Penilaian atas saham merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diamati menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel-variabel ekonomi tersebut misalnya laba perusahaan, dividen yang dibagikan, aset perusahaan, variabilitas laba dan sebagainya. Secara umum ada dua analisis yang digunakan dalam melakukan analisis saham, yaitu analisis teknikal (technical analysis) dan analisis fundamental (fundamental analysis).
a)   Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan analisis yang memperhatikan perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Analisa ini akan menentukan nilai saham dengan menggunakan data pasar dari saham, seperti harga dan volume transaksi saham. Harga saham akan ditentukan oleh penawaran (supply) dan permintaan (demand) terhadap saham tersebut. Menurut Widoatmodjo (2005:77), “analisis teknikal merupakan salah satu metode penilaian saham dengan mengamati pembentukan harga saham dengan berbagai varian yang mungkin terjadi dibandingkan dengan perilaku harga sebelumnya. “Analisis teknikal mengasumsikan bahwa harga saham mencerminkan informasi yang ditujukan oleh perubahan harga di waktu lalu sehinnga perubahan harga saham mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang.
Analisis teknikal biasanya menggunakan data yang dianalisis denagn menggunakan grafik atau program komputer. Dengan mengamati grafik tersebut dapat diketahui bagaimana kecenderungan harga, memperkirakan kemungkinan waktu dan jarak kecenderungan, serta memilih saat yang paling menguntungkan untuk masuk dan keluar pasar.
b)  Analisis fundamental
Analisis fundamental merupakan alat analisis yang sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Widoatmodjo (2007:263) menyatakan bahwa “analisis fundamental sebenarnya merupakan metode analisis saham dengan malakukan penilaian atas laporan keuangan.”sedangkan menurut Darmadji (2006:263), “analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan”.  Dengan demikian analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksikan nilai suatu saham.
Analisis fundamental memcoba memperhitungkan harga saham di masa yang akan datang (1) mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yng mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Beberapa data atau indikator yang umum digunakan dalam analisis fundamental adalah : pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau pengambilan ekuitas, margin laba, dan data-data keuangan saham lainnya sebagai sarana untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Analisis fundamental umumnya dilakukan denagn tahapan melakukan analisis ekonomi terlebih dahulu, diikuti dengan analisis industri dan akhirnya analisis perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Analisis fundamental didasarkan atas pemikiran bahwa kondisi perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal tetapi juga faktor-faktor eksternal, yaitu kondisi ekonomi dan industri.

2  Laba Ditahan 
Laba ditahan merupakan sebagian atau seluruh laba yang diperoleh perusahaan yang tidak dibagikan kepada para ekuitas pemegang saham dalam bentuk dividen. Setiap laba yang dibagikan kepada para pemegang saham akan menjadi tambahan ekuitas pemegang saham. Dalam pembukuan laba tidak dibagi menunjukkan saldo sebelah kredit dn dalam neraca disajikan disebelah passiva yang termasuk pada struktur modal.
Laba tak dibagi (laba ditahan) dapat digunakan untuk:
1.       Pembayaran dividen kepada para pemegang saham
2.      Penutup kerugian
3.      Cadangan untuk tujuan tertentu
4.      Rekapitulasi
Kebijakan Dividen
Pembagian laba ditahan kepada para ekuitas pemegang saham disebut dengan istilah dividen. Penentuan jumlah dividen yang tepat harus dibayarkan didasarkan atas akumulasi laba sesuai dengan hasil RUPS. Perseroan enggan untuk mengurangi atau mengeliminasi dividennya, karena mereka percaya bahwa tindakan ini akan dipandang negatif oleh pasar sekuritas. Sebagai konsekuensinya, perseroan yang telah membayar dividen tunai akan melakukan setiap upaya untuk melanjutkan pembayaran tersebut di masa depan. Namun tidak selalu dividen dapat dibagikan kepada para ekuitas pemegang saham tergantung dari kondisi keuangan (likuiditas) dari perusahaan yang bersangkutan, di samping itu laba ditahan untuk tujuan operasi atau dividen untuk likuidasi tidak dapat dibagikan kepada para ekuitas pemegang saham. 
Jenis-jenis dividen
Dividen akan dibagikan kepada para ekuitas pemegang saham disesuaikan dengan jenis dividen yang dibagikan, meliputi:
1.       Dividen tunai
2.      Dividen property
3.      Dividen Skrip
4.      Dividen likuidasi
5.      Dividen Saham
Seluruh dividen, kecuali dividen saham, mengurangi total ekuitas pemegang saham dalam perusahaan, karena ekuitas akan berkurang baik melalui pembagian dividen secara langsung maupun di masa depan. Jika dividen saham diumumkan, maka perusahaan tidak membayar dengan aktiva atau mencatat kewajiban. Perusahaan hanya perlu menerbitkan tambahan lembar saham kepada setiap pemegang saham dan tidak lebih dari itu.
Ø  Dividen Tunai (kas)
Dividen yang diberikan kepada para pemegang saham berupa uang tunai
Contoh:
Pada tanggal 20 Desember 2005 Inc corp. Mengumumkan pembagian dividen sebesar $ 100 untuk setiap lembar saham biasa yang beredar sebanyak 1.000 lembar yang akan dibayarkan pada tanggal  20 Januari 2006. Pengumuman dividen tersebut dicatat tanggal 28 Desember 2005. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut sebagai berikut:

Tanggal
Transaksi
Jurnal
20 Des 2005
Pengumuman dividen
Dr. Laba ditahan-dividen kas  $1.000.000
Cr. Hutang dividen Kas          $1.000.000
28 Des 2005
Pencatatan Dividen
Tidak ada jurnal
20 Jan 2006
Pembayaran dividen
Dr. Hutang dividen Kas           $1.000.000
Cr. Kas                                    $1.000.000

     Dividen Property
     Biasanya dalam bentuk surat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan, persediaan atau aktiva lainnya.
Contoh :
Milan Co. Mempunyai 10.000 lembar saham Torino Corp. Dengan harga perolehan $1.100.000. pada tanggal 20 desember 1995 diumumkan pembagian property dividens dimana untuk setiap pemegang lembar saham Milan Co. (beredar 5.000 lembar) akan menerima 1 lembar saham Torino Corp. Pada saat pengumuman memiliki nilai pasar $1.200.000  Pengumuman dividen tersebut dicatat tanggal 28 desember 2005 dan akan dibayarkan pada tanggal 20 januari 2006. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut sebagai berikut:
Tanggal
Transaksi
Jurnal
20 Des 2005
Pengumuman Dividen
Rp1.100.000/10.000lbr
* 5.000 lembar
Dr. Laba ditahan-Dividen Properti  $550.000
Cr. Hutang dividen Scrip                 $550.000
20 Des 2005
Pencatatan
keuntungan 5.000lbr * Rp10
Dr. Investasi saham PT.X                $50.000
Cr. Hutang Dividen Properti           $50.000
28 Des 2005
Pencatatan dividen
Tidak ada jurnal
20 jan 2006
Pembayaran Dividen
Dr. Hutang dividen properti            $550.000
Cr. Investasi Saham PT.X               $550.000


Dividen Skrip (dividen Utang)
Janji tertulis untuk membayar sejumlah tertentu diwaktu yang akan datang, hal ini disebabkan saldo kas yang ada tidak cukup. Dividen ini bisa berbunga bisa tidak
Contoh:
Pada tanggal 20 Des 2005 diumumkan pembagian dividen dalam bentuk wesel promes sebesar $1.000.000 bunga 10%/tahun. Pengumuman dividen tersebut dicatat tanggal 28 Des 2005 dan akan dibayarkan pada tanggal 20 jan 2006. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut sebagai berikut:
Tanggal
Transaksi
Jurnal
28 des 2005
Pengumuman dividen
Dr. Laba ditahan-dividen scrip    Rp.1.000.000
Cr. Wesel bayar                         Rp.1.000.000
28 Des 2005
Pencatatan dividen
Tidak ada jurnal
20 Jan 2006
Pembayaran Dividen
Dr. Wesel Bayar                        Rp.1.000.000
Dr. Biaya bunga                         Rp.    25.000
Cr. Kas                                     Rp.1.025.000

Dividen likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pengembalian modal dan bukan dari laba ditahan.
Contoh:
Pada tanggal 20 Des 2005 Loren Co. Menerbitkan dividen kepada para pemegang saham sebesar $1.200.000 pengumuman dividen tunai ini menyatakan bahwa  $900.000 harus  dipertimbangkan sebagai laba dan sisanya merupakan pengembalian modal.pengumuman dividen tersebut dicatat tanggal 28 des 2005 dan akan dibayar tanggal 20 jan 2006. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut sebagai berikut:

Tanggal
Transaksi
Jurnal
20 Des 2005
Pengumuman dividen
Dr. Laba ditahan                   $   900.000
Dr. Tambahan modal disetor  $   300.000
Cr. Hutang dividen                $1.200.000
28 Des 2005
Pencatatan dividen
Tidak ada jurnal
20 jan 2006
Pembayaran dividen
Dr. Hutang dividen               $1.200.000
Cr. Kas                                $1.200.000

Dividen saham
Pembagian tambahan saham, tanpa dipungut bayaran kepada para pemegang saham sebanding dengan saham-saham yang dimiliki.
Tujuan
·         Untuk menahan laba secara tetap yaitu dengan mengkapitalisir laba tidak dibagi dan dikreditkan modal saham
·         Pembagian dividen tanpa menggunakan pembayaran tunai atau aktiva yang diperlukan untuk modal kerja dan ekspansi
·         Untuk menaikkan jumlah lembar saham yang beredar, sehinnga pasarnya akan turun.



Dividen saham dapat dibagi dengan cara:
1.       Biasa
Dividen saham berupa saham yang jenisnya sama. Dividen saham biasa untuk pemegang saham biasa sedangkan dividen saham prioritas untuk pemegang saham prioritas.
2.      Spesial (khusus)
Dividen saham berupa saham yang jenisnya berbeda. Dividen saham biasa untuk pemegang saham prioritas sedangkan dividen saham prioritas untuk pemegang saham biasa.
Contoh:
Struktur modal Ricc. Corp adalah sebagai berikut:
Modal prioritas, nominal $200/lbr beredar 5.000lbr           Rp1.000.000
Agio saham Prioritas                                                        Rp   100.000
Modal Biasa, nominal $100/lbr beredar 10.000 lbr              Rp1.000.000
Agio saham biasa                                                              Rp   150.000
Laba ditahan                                                                                  Rp1.500.000
          Jumlah                                                                                  Rp3.750.000

Harga saham per lembar:            saham Prioritas = $250
                                              Saham Biasa = $110

Contoh:
Frost Corporation
Ekuitas Pemegang Saham
31 Desember 2000
Modal saham
Saham Preferen, nominal $200/lbr beredar 5.000lbr                        $1.000.000
Saham biasa, nominal $100/lbr beredar 10.000lbr                $1.000.000
                        Total Modal Saham                                                             $2.000.000
Tambahan modal disetor
     Agio Saham prioritas                                                     $  100.000
     Agio saham biasa                                                                        $  150.000
                        Total modal disetor                                                                        $   250.000
                                                                                                                        $2.250.000
Laba Ditahan                                                                                                            $1.500.000
Total ekuitas Pemegang Saham                                                               $3.750.000
URUTAN MENERIMA DISTRIBUSI ASET
Urutan perlindungan menunjukkan siapa yang harus didahulukan dalam menerima distribusi aset atau siapa yang menanggung segala akibat dalam kasus perusahaan dilikuidasi. Urutan ini menjadi basis penyajian untuk kewajiban dan ekuitas pemegang saham. Ditinjau dari segi ini, urutan perlindungan dapat dikemukakan sebagai berikut :
1.       Karyawan dan pemerintah. Pihak ini dapat dipandang sebagai kreditor yang diprioritaskan yaitu karyawan dengan hak atas gaji dan pemerintah dengan hak atas pajak terutang.
2.      Kreditor berjaminan. (guaranteed creditors). Pihak ini adalah pemegang obligasi atau kreditor lain yang haknya dijamin dengan hak sita (liens) atas aset tertentu.
3.      Kreditor takberjaminan (unguaranteed creditors). Pihak ini terdiri atas para kreditor yang tidak dijamin yang terrefleksi dalam utang usaha atas utang wesel baik jangka pendek maupun jangka panjang.
4.      Pemegang saham prioritas. Pihak ini dilindungi oleh laba ditahan sebagai penyangga modal saham atau yuridis.
5.      Pemegang saham biasa. Pihak ini merupakan pemegang hak atas sisa kekayaan (residual interest) yang berarti bahwa pemegang saham biasa harus menanggung lebih dahulu rugi atau defisit.
Dengan urutan perlindungan seperti diatas, pemegang modal saham biasa adalah yang paling akhir dilindungi alias tidak ada perlindungan sama sekali. Modal saham biasa ini merupakan hak atas kekayaan yang terbuka terhadap risiko dan paling terpengaruh terhadap hasil kegiatan perusahaan, baik hasil yang menguntungkan maupun yang merugikan. Meskipun demikian, dalam perusahaan yang besar yang pemegang saham biasanya berkedudukan seperti kreditor yaitu menyediakan dana tanpa mengurus langsung penggunaan dana tersebut, tentu saja cukup beralasan untuk menganggap bahwa ada semacam “perlindungan” ini tentunya akan sedikit yang bersedia menjadi pemegang saham biasa.
Perlindungan di atas secara umum juga menjadi basis penyajian kewajiban dan ekuitas dalam neraca. Jadi, cukup beralasanlah kalau kewajiban disajikan lebih dahulu baru kemudian ekuitas pemegang saham. Hubungan antara urutan penyerapan rugi dan urutan perlindungan yang terefleksi dalam penyajian di neraca dilukiskan dalam Gambar 11.1 di bawah ini.

Gambar 11.1
Penyajian Secara Umum Kewajiban dan Ekuitas dalam Neraca
Dan Hubungannya Dengan Urutan Perlindungan
 

Kewajiban

                                                            Modal saham istimewa
                                                            Agio saham istimewa
Urutan Penyerapan Rugi                                                               Urutan Perlindungan
                                                            Modal saham biasa
                                                            Agio saham biasa
                       
                                                            Laba ditahan           

ANALISIS
Beberapa rasio menggunakan jumlah yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham untuk mengevaluasi profitabilitas dan solvensi jangka panjang terdiri dari:
1)      Rasio pengembalian atas ekuitas pemegang saham
2)     Rasio pembayaran
3)     Rasio harga laba
4)     Rasio nilai buku
Rasio pengembalian atas ekuitas saham biasa
Rasio yang menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang diperoleh dari setiap yang diinvestasikan oleh pemiliknya.
Rumus :
Rasio pengmb. ekuitas saham biasa                                                    
Rasio pembayaran
Rasio dividen tunai terhadap laba bersih
Rumus :
Rasio pembayaran =

Rasio harga laba
Rumus :
Rasio harga laba =  


Rasio nilai buku per saham
Rumus :
Rasio nilai buku per saham =  
                                         
5       PENILAIAN EKUITAS BERBASIS LABA
            Penilaian perusahaan merupakan tujuan penting bagi banyak pengguna laporan keuangan. Karena estimasi nilai yang dapat diandalkan dapat digunakan untuk membuat keputusan. Deskripsi penilaian ekuitas perusahaan tradisional dilakukan berdasarkan metode diskonto arus kas (discounted cash flow – DCF). Berdasarkan metode ini, nilai ekuitas perusahaan dihitung berdasarkan ramalan arus kas yang tersedia bagi investor ekuitas. Ramalan ini lalu didiskonto menggunakan biaya modal perusahaan.
Hubungan Antara Harga Saham dengan Data Akuntansi
            Sangat penting profitabilitas masa depan dalam menilai perusahaan, yaitu dengan menggunakan estimasi laba bersih dan nilai buku masa depan. Estimasi yang akurat atas ukuran ini hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan kualitas dan daya tahan laba serta kekuatan laba perusahaan. Metode penilaian berbasis akuntansi memungkinkan adanya manipulasi dan distorsi laba oleh manajemen untuk kepentingan pribadi. Oleh karena itu, potensi manipulasi data akuntansi bisa atau tidak mempengaruhi peramalan nilai perusahaan.
Perkalian Penilaian Dasar
Dua pengukuran penilaian yang sering digunakan adalah rasio ‘harga terhadap nilai buku’(price to book­- PB) dan rasio ‘harga terhadap laba’(price to earnig- PE). Pengguna sering kali membuat keputusan investasi berdasarkan nilai rasio ini. Berikut dijelaskan bagaimana seorang analis mendapatkan rasio “dasar” PB dan PE tanpa mengacu pada harga pasar saham suatu perusahaan. Melaui perbandingan rasio dasar ini dengan angka implisit pada harga pasar saham terkini, kita dapat mengevaluasi nilai investasi suatu perusahaan milik publik. Untuk perusahaan yang sahamnnya tidak diperdagangkan secara aktif,rasio dasar ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengestimasi nilai ekuitas.
Rasio Harga terhadap Nilai Buku
Rasio harga terhadap nilai buku (price-to-book PB ratio) dihitung sebagai berikut:
Dengan mengganti perhitungan nilai ekuitas berbasis akuntansi pada pembilangnya,rasio PB dapat dinyatakan dalam akuntansi sebagai berikut:
 + +.....

Penghitungan ini menghasilkan beberapa pemahaman penting. Jika ROCE ini meningkat depan dan atau pertumbuhan nilai buku meningkat, maka rasio PB meningkat. Selain itu ketika biaya (resiko) modal ekuitas, k, meningkat, rasio PB turun. Perhatikan bahwa rasio PB tidak sama dengan satu jika pasar mengharapkan laba abnormal (baik positif maupun negatif) di masa depan. Jika nilai sekarang laba masa depan yang abnormal positif (negatif), maka rasio PB akan lebih besar (lebih kecil) dari 1.
Rasio Harga terhadap Laba
Rasio harga terhadap laba (price to earning-PE ratio) dihitung sebagai berikut:
Ohlson and Juettner-Nauroth (2000) memperlihatkan bahwa ratio PE dapat disajikan sebagai fungsi dari pertumbuhan jangka pendek (short term growth - STG) dan pertumbuhan jangka panjang (long term growth - LTG) atas laba per saham (earning per share - EPS) sebagai berikut:
= x

            Dimana r merupakan biaya modal ekuitas,STG (LTG) adalah perkiraan perubahan persentase laba per saham jangka pendek(jangka panjang)relatif terhadap taksirn pertumbuhan “normal”. STG>LTG dan LTG < r2. STG dapat dianggap sebagai konsensus analis terhadap tingkat pertumbuhan selama lima tahun dan LTG merupakan tingkat inflasi jangka panjang yang melewati horizon peramalan.
            Persamaan ini memberikan dua pemahaman penting:1)Rasio PE berhubungan terbalik dengan biaya modal,yaitu rasio ini lebih rendah (lebih tinggi) untuk biaya modal ekuitas yang lebih tinggi (lebih rendah), dan 2)Rasio PE berhubungan positif dengan taksiran pertumbuhan laba per saham relatif terhadap pertumbuhan normal. Rasio PE tidak terkait dengan tingkat laba absolut(apakah laba per saham tinggi atau rendah),hanya memperlihatkan tingkat dimana laba per saham diharapkan meningkat relatif terhadap taksiran pertumbuhan.
Hubungan Rasio PB dan Rasio PE
Tabel berikut memberikan ringkasan implikasi berbagai rasio PB dan rasio PE:
P/B Tinggi
P/B Rendah
P/E Tinggi
I
(Perusahaan dengan kinerja baik)
Taksiran laba sisa (RI)positif
Laba meningkat
III
(Perusahaandalam  perbaikan)
Taksiran laba sisa (RI)negatif
Laba meningkat
P/E Rendah
II
(Perusahaan yang menurun)
Taksiran laba sisa (RI)positif
Laba yang menurun
IV
(Perusahaan dengan kinerja buruk)
Taksiran laba sisa (RI) negatif
Lba yang menurun

Perusahaan dengan rasio P/B dan P/E yang tinggi (kotak I) adalah perusahaan yang memiliki harapan laba sisa positif dan laba bersih (I) yang diharapkan akan naik dibandingkan saat ini. Ini merupakan perusahaan dengan kinerja tertinggi (pertumbuhan yang tinggi). Sebaliknya,rasio P/B dan P/e yang rendah (kotak IV) menunjukkan taksiran laba sisa negatif dan laba masa depan yang lebih kecil daripada laba saat ini. Jelas bahwa perusahaan ini mengalami kesulitan serius karena investasi mereeka saat ini diperkirakan tidak menghasilkan pengembalian yang lebih besar dari biaya modal,dan profitabilitas ditaksir lebih rendah dari saat ini. Perusahaan dengan rasio P/B tinggi dan P/E rendah (kotak II) diharapkan melaporkan laba sisa positif,meskipun laba menurun. Perusahaan ini masih menghasilkan investasi produk (nilai sekarang yang positif) namun dalam tahap penurunan. Dan perusahaan dengan rasio P/B rendah dan P/E tinggi (kotak III) tidak mampu menghasilkan nilai sekarang investasi yang positif, namun profitabilitas diharapkan akan meningkat dibandingkan saat ini. Perusahaan ini sedang memperbaiki operasi mereka,tetapi belum menyelesaikan kesulitan operasinnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar